Morfologi dan Habitat Ikan Hiu dan Cara Adaptasinya |
1. Sirip
Sirip pada ikan memiliki banyak macam seperti sirip dorsalis (fungsinya yakni sebagi stabilitas ikan pada saat berenang), sirip pelvik (fungsinya untuk menempelkan tubuhnya pada substrat), sirip anal (berfungsi untuk isolasi yang berlebihan), sirip kaudal (berfungsi untuk bergerak kiri kanan), dan sirip pectoralis (fungsinya untuk bergerak maju). Sirip-sirip ini pada umunya berfungsi untuk berenang dan menyeimbangkan diri ketika mengejar mangsanya.
Kerangka sirip hiu memiliki bentuk yang memanjang dan lembut serta tidak bersegmen, yang bernama ceratotrichia, filament protein keratin elastis yang menyerupai tanduk di rambut dan bulu. Kebanyakan hiu memiliki delapan sirip. Hiu hanya bisa menjauh dari benda-benda yang berada di depannya karena sirip mereka tidak memungkinkan mereka untuk bergerak menuju ekor pertama mereka.
2. Kulit
Jika diperhatikan lebih jauh, ikan hiu berbeda dengan ikan bertulang belakang lainnya, hiu memiliki korset kulit kompleks yang terbuat dari serat kolagen fleksibel dan diatur sebagai jaringan heliks di sekitar tubuh mereka. Bagian ini bekerja sebagai kerangka luar yang memberi lampiran untuk otot renang mereka sehingga dapat menghemat energi.
Pada zaman dulu kulit hiu telah digunakan sebagai amplas. Kulit gigi mereka memberi keuntungan hidrodinamik karena mengurangi turbulensi saat berenang. Tubuh bagian atas berwarna gelap/sesuai dengan warna air laut dan tubuh bagian bawah berwarna cerah/putih, untuk berkamuflase.
3. Ekor
Pada Ikan hiu bentunya biasa berbeda beda satu sama lain hal ini dikarenakan bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan. Jadi jangan heran jika bentuknya bervariasi dari satu jenis dengan jenis lainnya. Ekor berguna dalam memberi dorongan, memberi kecepatan dan percepatan tergantung bentuk ekornya. Hiu memiliki sirip ekor heterocercal di mana bagian punggungnya biasanya terasa lebih besar dibandingkan bagian ventral. Hal ini disebabkan ruas tulang belakang hiu meluas ke bagian dalam punggung sehingga memberikan area permukaan yang lebih besar untuk lampiran otot. Hal ini memungkinkan gerak yang lebih efisien pada ikan bertulang rawan apung negatif.
Sebaliknya, ikan memiliki tulang yang paling menyerupai sirip caudal homocercal. Ekor hiu harimau memiliki lobus atas yang besar yang memberikan daya maksimum untuk penjelajahan lambat atau ledakan kecepatan mendadak. Hiu harimau mampu memutar dan mengubah arah di dalam air dengan mudah ketika berburu untuk mendukungnya mendapat makanan, sedangkan porbeagle, yang berburu ikan bergerombolan seperti makarel dan herring memiliki lobus yang lebih besar dan rendah untuk membantu mengimbangi kecepatan renang mangsanya.
Morfologi dan Habitat Ikan Hiu dan Cara Adaptasinya |
5. Habitat dan Adaptasi Ikan Hiu
Ikan Hiu umunya hidup hidup dilautan yang memiliki kedalaman 90 hingga 1,875 meter dan berkarang dengan dasar yang tidak terlalu terjal. Ikan hiu dikenal sebagai pencari makan dipembuangan sampah dikapal maupun pelabuhan. Ikan hiu mampu mendeteksi getaran hingga 30.000 kaki. Ikan hiu biasanya suka bermigrasi pada lautan lain pada malam hari dan akan kembali ketempatnya pada malam hari.
Ikan hiu hidup hampir diseluruh belahan dunia tak terkecuali di Indonesia bagian sumatera. Iakn hiu paling menyukai iklim tropis seperti misalnya samudra atlantik, flotida AS, teluk benoa meksiko, argentina, kuba, kostarika, dan masih banyak Negara lainya.
6. Bentuk Adaptasi Ikan Hiu
Adaptasi Ikan hiu bila ditinjauh dari morfologinya biasanya berupa tubuh streamline, memiliki gigi yang tajam, untuk merobek-robek mangsanya. Sedangkan adaptasi fisiologi ikan hiu yakni dengan cara mengeluarkan urin yang lebih pekat dan sedikit, untuk mengurangi kepekatan cairan tubuhnya dan untuk mengimbangi banyaknya air yang keluarnya dari dalam tubuhnya.
Memiliki reseptor pada gurat sisi dan ampula lorenzini, untuk mendeteksi medan elektrik yang lemah yang dihasilkan oleh denyut jantung, gerakan insang dan otot2 renang mangsa empuknya. Telinga hiu dilengkapi oleh sel yang peka terhadap tekanan disepanjang tiap sisi tubuhnya, untuk mendeteksi gerakan meronta dari ikan lain. Darah mereka yang hangat, mempercepat pencernaan dan menambah kekuatan serta ketahan mereka.
Sedangkan jika dilihat dari adaptasi Tingkah Laku, ikan hiu biasanya berenang sampai mendekati pantai untuk menemukan mangsa seperti misalnya anjing laut, penguin, dan binatang lainya. Ikan hiu mampu berenang dengan kecepatan 88 km/jam, untuk mengejar mangsanya yang gesit dan cepat. Ikan hiu juga biasanya tidak langsung melakukan pemangsaan terhadap mangsanya. Namun dilakukan secara penyerangn dari belakang dengan tekni muncul dari segalah arah sehingga membuat mangsanya tidak biasa berkutip.
Komentar