IKAN HIAS POPULER-- Cocok tanam dengan teknik Hidroponik mulai menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Karena teknik ini terbilang gampang dan mudah bagi orang Indonesia yang dominan pemalas. Budidaya dengan teknik Hidroponik, juga memiliki banyak keuntungan sehingga sangat pas bagi yang tidak memiliki lahan yang cukup.

Sebab, budidaya teknik Hidroponik dapat dilakukan didalam rumah. Namun tahukah anda apa saja kelebihan Budidaya Tanaman dengan teknik Hidroponik? Kalau belum tahu silakan anda baca:



Setelah mengetahui, kelebihan dari Budidaya Hidroponik, maka kita akan kembali ke pembahasan sebenarnya yakni sejarah budidaya teknik Hidroponik. Berikut ulasannya:

Bedasarkan data yang dihimpun “Ikan Hias Populer” sistem tanaman Hidroponik pertama kali dikemukakan oleh  Francis Bacon pada tahun 1627 dalam bukunya bertema "Sylva Sylvarum".

Dalam buku tersebut, Francis Bacon, membahas mengenai bagaimana cara untuk budidaya tanaman tampah tanah atau hanya menggunakan air. 

Pada tahun 1699, John Woodward mulai melakukan penelitian hidroponik. Beberapa penelitianya yang diterbitkan mengatakan bahwa budidaya tanaman hidroponik lebih baik dibandingkan budidaya tanaman dengan memanfaatkan tanah.

Selain itu, dalam penelitianya yang berfokus pada spearmint, dirinya berhasil mengungkap fakta bahwa tanaman di air murni memiliki kwalitas kurang baik dibandingkan dengan tanaman dalam air yang kurang jerni.

Tahun 1842, para peneliti menyusun sebanyak 9 (sembilan) elemen yang diyakini sangat penting dalam petumbuhan tanaman. Pada tahun 1859-1865, ahli botani Jerman Julius von Sachs dan Wilhelm Knop mengembangkan teknik budidaya Hidroponik dengan memanfaatkan larutan nutrisi mineral pada tanaman.

Teknik inipun menjadi standar penelitian dan teknik pembelajaran yang hingga kini masih digunakan dibeberapa sekolah. William Frederick Gericke yang merupakan peneliti asal Berkeley (Universitas California) mulai mempopulerkan penelitian Julius von Sachs dan Wilhelm  yang dikenal dengan Solution culture.

Dalam pengenalan tersebut, William Frederick Gericke mempromosikan dengan nama "Aquaculture" (budidaya perairan). Sejalan dengan penelitianya, dia menemukan bahwa teknik aquaculture telah diterapkan sebelumnya pada hewan air. Dia kemudian melanjutkan penelitian dengan langsung menerapkan budidaya aquaculture pada tomat. 

Tahun berikutnya yakni pada 1937, Gericke membuat istilah hidroponik. Istilah hidroponik ini, kata dia, disarankan oleh WA Setchell dari University of California. Menurutnya, Hidroponik terdapat dalam bahasa Yunani Kuno.

Setelah itu, Gericke kemudian mengembangkan Budidaya Hidroponik di Universitas dengan menggunakan greenhouse.  Penggunaan greenhouse sempat ditolak oleh kampus namun akhirnya disetujui.

Gericke kemudian melanjutkan penelitian dengan fasilitas penelitian yang sesuai. Gericke dibantu Hoagland dan Arnon dalam menyusun  formula. Dan pada akhirnya tahun 1940, dia memutuskan meninggalkan jawabatn akademik dan meluncurkan buku Budidaya Hidroponik dengan nama “Complete Guide to Soil less Gardening.” 

Nah demikian sejarah perkembangan Hidroponik. Semoga bermanfaat. Upss jangan lupa baca juga artikel mengenai:


Catatan: Dalam bertani anda harus mengetahui dua hal yang pertama teori dan yang kedua adalah praktek. Orang mengusai teori tampa praktek sama dengan nol. Dan itu yang banyak terjadi di Indonesia. Banyak orang yang hanya mengetahui salah satunya saja.